Home » » Serunya Observasi Ke Desa Tenganan, Karangasem-Bali (Part II)

Serunya Observasi Ke Desa Tenganan, Karangasem-Bali (Part II)

Saat rehat di Kintamani bareng temen kelompok gue
Selepas rehat di penelokan,kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat yang semestinya kami tuju,TENGANAN…WE ARE COMING…!!!Begitulah semangat yang kami dengungkan.selama perjalanan yang lumayan melelahkan ini,gue gak pernah melepaskan pandangandi sekitar tempat yang kami lewati.Jalanan yang menanjak,berbelok serta dikelilingi dengan pepohonan rimbun menambah keeksotikan panorama alam,menemani perjalanan kami demi menghilangkan kepenatan dan kejenuhan di dalam mobil,karena perjalanan memang lagi lumayan jauh.

“Kita mampir sebentar ke rumah Om gue dulu yaa” Dedy tiba-tiba menawari.
“Emang rumah Om loe dimana Ded??” Tanya gue.
“Deket kok,pokoknya rumahnya deket sama Polsek Karangasem” Jawab Dedy.
“Yaa udah deh,gak apa,sekalian kita istirahat bentar disana” Sahut Anna.
“Ide yang cemerlang,Tanncaappp…!!!” Dwi dan Era serentak menimpali dengan penuh birahi.

Eva yang duduk di pojok deretan kursi belakang hanya tertegun,wajahnya pucat pasi,mirip kayak putri kaisar yang gak PUB 3 hari 3 malam (Memprihatinkan….).Sepertinya dia kelelahan akibat perjalanan jauh,terlihat jelas dari guratan kulit wajahnya yang mulai mengelupas (Horror banget yaakk…).

Seketika suasana di dalam mobil yang tadinya sunyi senyap kayak hutan belantara berubah jadi kayak segerombolan orang yang lagi nonton dangdut koplo di tengah lapangan gersang.Ditambah lagu yang mengiringi dari player musik di dashboard mobil sungguh menggairahkan.

“JANGAN GANGGU BANCI…!!!
  JANGAN GANGGU BANCI…!!!
  JANGAN GANGGU BANCI…!!!
  JANGAN GANGGU…!!!”

(Emang siapa yang mau ganggu,kan kami pada normal semua,kecuali Dedy,hahaha…)

Perjalanan seru ini kembali berlanjut,saat kami sedang asyik dengan suasana di dalam mobil,tiba-tiba kebingungan melanda ketika kami tiba di persimpangan jalan.

“Ini lewat mana yaa??Perasaan dulu jalannya gak kayak gini deh.”Dedy bertanya dan bingung sendiri.
“Emang dulu sewaktu loe lewatin jalan ini kayak gimana?Kapan?Umur berapa?
7 tahun?Yaa jelas beda lah..!!”Gue jawab dengan asal.
“Enggak rick,baru-baru ini aja kok rick,tapi kok beda yaa??”
“Jangan-jangan kita salah jalan ne ded??”Gue coba menerawang.
“Gue yakin sih enggak,tapi bisa jadi juga sih.”Jawab Dedy manteep. 

Kami ber 6 di dalam mobil sempet panik.Dedy yang dengan semangatnya ngajakin mampir ke rumah Om nya malah hilang arah.Dedy bingung,laahh…apalagi gue!!Anna,Era,Dwi dan Eva hanya bisa pasrah dalam renungan do’a,sambil komat-kamit gak jelas.
“Gimana kalo kita Tanya sama mbah google??” Tiba-tiba Anna yang duduk di kursi tengah paling pojok berceletuk mengeluarkan kejeniusannya.
“Sekalian aja,kenapa tadi gak bawa kompas dari rumah Na,kalo tau kita nyasar kayak gini.” Sahut gue sambil gigit bibir.
“Siapa yang punya HP yang ada GPS nya??” Tanya Era.
“Coba pake GPS aja biar kita tau letak posisi kita ada dimana,siapa tau dengan bantuan GPS kita bisa sampai tujuan dengan selamat,sehat wal afiat” Era menjelaskan panjang lebar.
“Kenapa kita gak nanya aja sama orang sekitar jalan ini aja,mungkin mereka ada yang tau arah jalan menuju rumah Om loe Ded??” Eva memberikan usul.
“Iyaa…Kenapa kita gak nanya aja sama warga sekitar??” Dwi ikut-ikutan ngejelasin dengan tampang manisnya,semanis gula batu.

Ditengah badai cobaan yang melanda ini,sepertinya usulan Eva yang paling realistis buat dijalani.Setelah mencoba bertanya kesana,kemari,kesitu,kesini tiada henti tuk mendapatkan petunjuk yang pasti.Alhasil…Kami pun malah tambah nyasar.Dedy terlihat sibuk nelpon Om nya,nanyain arah jalan mana yang tepat untuk bisa sampai ke rumah Om tercinta.Sekitar 1 jam lebih kami muter-muter menyusuri jalan,seperti petugas sensus penduduk,bertanya pada segenap warga yang kami temui.Gak brasa,kami udah mengarungi jalan yang berliku,lewati beberapa persimpangan,mulai dari jalanan menanjak,turunan,kenaikan,kemelorotan,kemelaratan dan tibalah pada tahap kelaparan.

Dengan usaha pantang menyerah dan dengan mengikuti intruksi dari Om nya Dedy lewat telpon,kami pun sampai di kediaman Om nya dedy tepat sekitar jam 1 siang.Kami pun disambut dengan hangat oleh keluarga besar Pak Komang Sudiarta (Om nya Dedy).Dengan wajah kucel karna kecapean selama perjalanan,kami dipersilahkan masuk dan beristirahat sejenak di “Bale bengong (gazebo) yang terletak di halaman belakang.” Rumah yang lumayan luas dengan ornamen bali menghiasi sudut ruangan ini terletak di daerah Selat,Karangasem,ditempati oleh Pak Komang Sudiarta bersama dengan istri dan anak-anaknya (Gue lupa siapa nama istri dan anak-anaknya,gue juga lupa berapa Pak Komang punya anak,hehehe).Dengan perawakan tinggi besar,berpenampilan gagah,Pak Komang Sudiarta ini berdinas di kesatuan Provos polsek daerah Selat,Karangasem.

Suasana kekeluargaan yang kental membuat kami betah berlama-lama di rumah itu.Apalagi saat istri Pak Komang Sudiarta keluar sambil menggendong anak ceweknya yang paling bontot,seketika itu jiwa keibuan dari Anna,Era,Dwi dan Eva muncul ke permukaan.Mereka pada rebutan untuk ikutan menggendong balita yang memang wajahnya lucu dan ngegemesin.Tingkah polahnya membuat mereka tambah nafsu buat jadi “ibu angkat” sementara.Terutama si Eva yang udah lama malang melintang di dunia anak,karena profesinya yang berkaitan sama kelahiran bayi,membuat Eva suka banget sama anak kecil.Untung gue udah gede,andaikan gue masih kecil,pasti gue udah duluan digendong sama Eva dan gue merengek-rengek minta disusuin (hehehe).Gak berselang lama,hidangan berupa buah-buahan dan minuman teh botol dingin nongol di hadapan kami (Lumayan…buat ngeganjel perut yang mulai keroncongan).

Karena waktu yang terbatas,membuat kami gak bisa lama-lama bersantai.Kami harus tiba di Desa Tenganan sebelum sore hari agar kami pulangnya gak terlalu malem.Segera kami berpamitan kepada keluarga besar Pak Komang Sudiarta untuk melanjutkan perjalanan demi tugas mulia dari kampus.Tapi Pak Komang menghentikan niat kami untuk melanjutkan perjalanan,beliau malah menawarkan kami untuk makan siang dulu di warung deket rumahnya.Kami sempet menolaknya karena kami buru-buru agar cepet sampai tujuan.Tapi Pak Komang meyakinkan kami kalo jarak dari rumahnya ke Desa Tenganan gak terlalu jauh.Jadi,gak akan memakan waktu lama.

Tepat sekitar jam 2 siang,kami pun diajak ke warung deket rumahnya dengan mengendarai 2 mobil.Pak komang dengan mobil Avanza hitamnya turut serta mengajak anak-anaknya,kecuali si bontot yang gak ikut.Si mungil yang lucu tetep betah dalam gendongan ibunya sambil sesekali melambaikan tangan kecilnya ketika kami berpamitan.Mobil Pak Komang berada di barisan depan sebagai penunjuk jalan menuju warung terdekat.Sesampai di warung kami pun langsung dipesankan makanan oleh Pak Komang.Siang itu kami bersantap dengan wajah berseri-seri,menandakan cacing di dalam perut udah gak berontak lagi.Anak-anak nya Pak Komang juga ikut bersantap dengan lahapnya.Bener-bener Suasana kekeluargaan yang gak akan pernah kami lupakan.

Dibawah ini adalah penampakan ketika gue dan teman-teman menjalani serunya syuting pembuatan video tugas observasi di Desa Tenganan,Karangasem Bali :  

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Membaca Itu Asik | Makin Banyak Tau
Copyright © 2014. Merekam Jejak Hidup Lewat Tulisan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger